HomeCelotehSolusi, Menuju Ganjar-Anies 2024

Solusi, Menuju Ganjar-Anies 2024

“Paket Ganjar-Anies ini hal bagus. Pembelahan seperti cebong kampret ini harus diselesaikan sejak lama. Kita bisa melihat dampak buruk dari pembelahan seperti di AS. Di Pilpres AS inilah baru kita bisa melihat ada pam swakarsa, bawa senjata otomatis sipil di mana-mana”. – Rico Marbun, pengamat politik


PinterPolitik.com

Pembelahan politik yang terjadi di Indonesia memang sudah sampai pada level yang memprihatinkan. Hal ini tentu menjadi konsen banyak pihak.

Sejak Pilkada 2017 lalu hingga Pilpres 2019, istilah cebong-kampret yang kemudian dilanjutkan oleh cebong-kadrun (kadal gurun) memang menjadi warna diskursus politik, terutama di media sosial. Sayangnya, masyarakat belum mendapatkan solusi yang bisa menjadi jawaban atas pembelahan yang memicu permusuhan tersebut.

Bukannya gimana-gimana ya, pembelahan sosial ini melahirkan kubu pendukung pemerintah vs kubu anti pemerintah. Fenomena ini nampak jelas beberapa waktu terakhir, terutama pasca kepulangan pentolan Front Pembela Islam alias FPI, Rizieq Shihab.

Baca juga: Misteri Rehatnya Karni Ilyas

Pasalnya, Rizieq dan FPI kemudian menjadi simbolisasi dan tempat berlabuh bagi semua kubu yang anti terhadap pemerintah. Apalagi, Prabowo Subianto sebagai kekuatan lawan Jokowi di Pilpres 2019 lalu, kini berganti baju dan telah masuk menjadi bagian dari pemerintahan.

Dan nuansanya kemudian makin “membara” setelah 6 anggota laskar FPI tewas ditembak oleh pihak kepolisian beberapa waktu lalu. Beh, kalau sudah kayak gini, levelnya udah super duper parah.

Makanya, banyak pihak mulai memikirkan solusi dari persoalan-persoalan ini. Salah satu yang kemudian muncul di permukaan adalah bagaimana kalau pada Pilpres 2024 nanti ada pasangan calon yang mewakili dua kubu yang terbelah ini.

Salah satu opsi yang kemudian muncul adalah memasangkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan. Ganjar dianggap mewakili kelompok nasionalis dan pro pemerintah, sementara Anies dianggap bisa menjadi wakil kelompok agama yang cenderung ada di seberang pemerintah.

Baca juga :  Simpati, ‘Kartu’ Rahasia Prabowo?

Nah, dengan memasangkan keduanya, harapannya konflik akan selesai karena kubu yang saling bertikai pada akhirnya bisa bersama-sama memperjuangkan satu pasangan calon. Hmm, masalahnya tinggal siapa yang mau legowo menjadi orang nomor duanya.

Kalau dipikir-pikir, solusi ini tuh mirip-mirip kayak menyatukan Hashirama Senju dan Madara Uciha di seri komik Naruto. Dua-duanya adalah kekuatan yang terbelah di Konoha dan kalau bersatu bisa menghasilkan kekuatan yang besar dan menyelesaikan permasalahan yang ada di dunia ninja.

Hmm, menarik untuk ditunggu, apakah Pak Ganjar dan Pak Anies beneran bisa dipasangkan atau tidak. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.