HomeCelotehSoal Corona, Luhut Mirip Trump?

Soal Corona, Luhut Mirip Trump?

“Sampai sekarang (virus corona) belum mengganggu investasi sih, bagus aja tuh. Misalnya, mengenai investasi ibu kota baru, masih jalan tuh”. – Luhut Binsar Pandjaitan, Menko Kemaritiman dan Investasi


PinterPolitik.com

Virus corona emang lagi jadi magnet pemberitaan utama di mana-mana. Penyebarannya mungkin ngalahin lagu barunya BTS berjudul “On” yang emang lagi jadi perbincangan di negara seperti Amerika Serikat (AS).

Iya sih, lagu boyband asal Korea Selatan itu udah duduk di peringkat pertama Billboard Chart dari sisi penjualan dengan 86 ribu download, bahkan jadi yang terkuat sejak lagu “Me!” milik Taylor Swift memuncaki daftar dengan 193 ribu download pada Mei 2019.

Namun, kayaknya prestasi tersebut tertutup di pemberitaan sama virus corona. Nggak perlu disangkal sih, emang virus yang telah menyebabkan kematian hingga 3 ribu lebih dari total 88 ribu orang yang terjangkit ini udah jadi konsen utama persoalan kesehatan dunia. Jadi, mohon maaf deh sama para penggemar BTS. Upppss.

Nah, bicara soal sangkal-menyangkal nih, rupanya mulai banyak petinggi-petinggi negara yang membantah soal efek virus ini. Salah satunya disampaikan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, terkait dampak virus corona terhadap investasi di Indonesia.

Menurut Pak Luhut, belum ada tuh dampak virus corona terhadap investasi. Buktinya investasi ibu kota baru masih aman-aman aja.

Hmm, iya sih. Tapi hayoo loh pak, apa yakin tetap aman terus nantinya? Soalnya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) aja terus anjlok. Rupiah juga makin meroket terhadap dolar AS. Bisa-bisa para investor bakal kabur loh nanti kalau keadaannya makin memburuk.

Apalagi banyak yang udah memprediksi virus corona ini akan berdampak besar terhadap perekonomian dunia, baik itu dari sisi pertumbuhan ekonomi, perdagangan maupun investasi.

Artinya, besar kemungkinan dampak itu akan dirasakan di sisi investasi di Indonesia. Apalagi, industri pariwisata juga sudah mulai sepi gara-gara virus corona.

Kan pernyataan Pak Luhut jadi mirip-mirip dengan apa yang disampaikan oleh Presiden AS, Donald Trump. Soalnya, ketika banyak ahli di badang kesehatan memprediksi kasus virus corona akan “meledak” di AS setelah 15 kasus teridentifikasi, sang presiden malah bilang bahwa kasus tersebut akan menjadi “zero” dalam beberapa hari ke depan.

Pernyataan Trump itu sampai diulas oleh komedian terkemuka John Oliver dalam program “Last Week Tonight”. Tak heran, banyak media kemudian menuduh Trump mencoba meminimalisasi krisis akibat virus tersebut.

Memang sih, baik Pak Luhut maupun Presiden Trump sama-sama berupaya untuk menjaga agar kondisi domestik tetap kondusif dan tidak ada kepanikan berlebihan. Tapi, jangan sampai seolah-olah jadi penyangkalan bahwa tak akan ada dampak berarti dari virus ini.

Jangan sampai Pak Luhut dan Presiden Trump malah dituduh melakukan apa yang oleh psikolog Michael A. Milburn dan Sheree D. Conrad disebut sebagai politics of denial alias politik penyangkalan. Kondisi ini diartikan sebagai upaya politis menyembunyikan “kenyataan yang menyakitkan” dari peristiwa atau fenomena tertentu.

Apa pun itu, semoga informasi tentang virus corona ini bisa lebih terorganisir penyampaiannya ke masyarakat ya. Jadi, nggak ada simpang siur dan kepanikan berlebihan. Selain itu, biar para ARMY – sebutan untuk fans BTS – bisa lebih menikmati prestasi boyband kebanggaannya. Eaaa. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.