HomeCelotehRS Corona Jadi Harapan Palsu?

RS Corona Jadi Harapan Palsu?

“I found false hope in all kinda places” – Ameer Vann, penyanyi rap asal Amerika Serikat


PinterPolitik.com

Di tengah kondisi pandemi Covid-19 seperti saat ini, semua pihak harus mawas diri ya, gengs. Tidak hanya secara individu, melainkan juga seluruh lapisan kelompok masyarakat.

Selain mawas diri, salah satu sikap yang harusnya kita pelihara dan pupuk secara terus menerus yaitu sikap hemat, cuy. Salah satu pertimbangannya ya pasti karena sektor ekonomi dan pendapatan akan mendapat tekanan. Eitss, hati-hati isi dompet. Hehehe.

Selain dua pertimbangan tersebut, ada lagi nih, gengs, sikap dan sifat yang harus dipelihara ketika di masa pandemi Covid-19, yaitu saling peduli dan saling empati terhadap sesama. Terlebih, manusia ini adalah makhluk sosial ya, cuy, alias membutuhkan manusia lain dalam hidup. Makanya, harus saling peduli dan tolong menolong.

Tapi gimana nih kalau ternyata yang mempunyai sikap acuh dan tidak peduli itu malah sebuah institusi yang harusnya melindungi masyarakat? Haduhh, kalau itu sih parah banget ya, cuy.

Ceritanya begini, gengs. Terdapat seorang pasien positif terjangkit virus Covid-19 di Batam. Nah, karena akses ke Kepulauan Riau dekat, mereka mencoba membawa pasien ke Rumah Sakit (RS) Khusus Infeksi Covid-19 di Pulau Galang.

Ehhh, ketika sudah dibawa kesana, ladalah kok malah pasien ditolak. Weleh-weleh, kok bisa seperti ini? Bukannya RS ini khusus untuk pasien Covid-19?

Yang menjadi semakin aneh nih, gengs, alasan mereka begini, “saat ini RS tidak menangani pasien umum. Mereka hanya menangani pasien dari Tenaga Kerja Indonesia (TKI), Anak Buah Kapal (ABK), Jama’ah Tabligh yang pulang dari Malaysia, dan pasien dengan gejala ringan saja”.

Walah-walah, lah terus apa fungsinya RS kalau hanya menerima yang gejala ringan saja? Terus, masyarakat yang mengalami gejala parah gak berhak ditolong gitu?

Hmmm, kalau melihat alasan dari pihak RS seperti ini gak make sense banget ya, cuy. Lantas, apa manfaat pembangunan RS untuk masyarakat sekitar sana, gaes?

Padahal pembangunan RS tersebut dulunya kan untuk menangani pasien yang terjangkit virus Covid-19 dan tidak terdapat aturan hanya untuk kalangan tertentu. Gimana nih pemerintah pusat – terlebih Kementerian Kesehatan – yang mempunyai wewenang atas insiden ini, masa diam-diam saja?

Terlebih, data dan informasi terakhir pasien positif Covid-19 di Kepulauan Riau hingga 23 April lalu yaitu sekitar 32 orang. Sementara, kapasitas di RS Pulau Galang ada 1000 tempat tidur.

Secara tidak langsung, tentu ini menunjukkan bahwa masih banyak banget kamar yang tidak digunakan, cuy, alias masih ada 950 lebih tempat tidur kosong dan dianggurin karena tidak terpakai. Hadeuhh, menurut kalian gimana nih, gaes? Mimin sudah tidak bisa berkomentar nih, berat gengs, biar Dilan saja. Uppss.

Dulu aja, sok-sok an banget ya, gengs. Sampai-sampai pemerintah mengatakan bahwa Indonesia sudah siap menghadapi pandemi Covid-19 dibuktikan dengan sudah dibangun RS di Pulau Galang.

Lah, kalau realitanya seperti ini, kan nyesek, cuy. Ibaratnya nih, kalian itu dulu dibuat nyaman banget ama doi cuy, dikasih janji manis ala-ala f**kboy gitu deh. Beeh, tapi pas kalian lagi sayang-sayangnya dan minta bantuan sedikit, terlebih emang kemampuan doi di bidang itu, ehhh, ternyata kalian ditolak.

Sakit gak tuh? Ya, sakit banget cuy pasti rasanya. Kalau kata Didi Kempot “ambyar” gaes.

Nah, menanggapi kondisi ini, Kepala Dinas Kesehatan Kota Batam sangat menyayangkan hal tersebut, cuy. Pemerintah Kota Batam sangat kecewa dan menyesalkan adanya penolakan tersebut. Terlebih, ternyata pasien dari Batam ini ternyata dirujuk oleh Tim Gugus Tugas Percepatan Penanganan Penanganan Covid-19 Kota Batam.

Terlepas dari itu, semoga pihak RS bisa secepatnya dapat teguran ya, gengs, dari pemerintah pusat dan pihak yang berwenang. Masalahnya, ini tentang pandemi dan nyawa, cuy. Terlebih, itu emang udah tugas dan wewenang mereka sebagai RS Khusus Pasien Covid-19. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Megawati Sukses “Kontrol” Jokowi?

“Extraordinary claims require extraordinary evidence” – Carl Edward Sagan, astronom asal Amerika Serikat (AS) PinterPolitik.com Gengs, mimin mau berlagak bijak sebentar boleh, ya? Hehe. Kali ini, mimin mau berbagi pencerahan tentang...

Arief Poyuono ‘Tantang’ Erick Thohir?

“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan air mata” – Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN PinterPolitik.com Gengs, kalian...

Sri Mulyani ‘Tiru’ Soekarno?

“Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya” – Soekarno, Proklamator Indonesia PinterPolitik.com Tahukah kalian, apa yang menyebabkan Indonesia selalu...