HomeCelotehRefleksi Peristiwa Penusukan Wiranto

Refleksi Peristiwa Penusukan Wiranto

“Redemption is not perfection. The redeemed must realize their imperfections.” – John Piper, Theologian


 PinterPolitik.com

Penusukan terhadap Wiranto saat ini menjadi buah bibir di jagat media Indonesia. Bagaimana tidak, penyerangan terhadap petinggi negara, terlebih seorang menteri yang merupakan tokoh politik senior tentunya merupakan suatu hal yang nekat untuk dilakukan.

Meski begitu, pasangan Abu Rara dan Fitria Andriana, tetap nekat menusuk Wiranto dengan kunai. Agaknya pasangan ini mungkin terinspirasi anime Naruto. Walaupun Pak Wiranto terluka, tetap saja kunai merupakan pilihan senjata yang aneh.

Terlepas dari kenekatan pasangan suami istri tersebut, saya tuh heran dengan pengawalan Pak Wiranto yang bisa tertembus. Udah tau Pak Wiranto ini banyak yang ingin jadi musuhnya, ya harusnya lebih ekstralah. Mana Pandeglang kan pernah ada kasus terorisme pula.

Tapi mari kita fokus dengan Pak Wiranto. Saya tuh sebenarnya kasian sama Pak Wiranto. Pak Wiranto ini kan sudah malang melintang di jagad politik Indonesia sejak zaman Pak Soeharto. Dan sejak masa itu banyak orang sudah tak sepaham dengan beliau.

Nah sekarang, perbedaan pandangan itu pun mungkin saja termanifestasi dalam penusukan kemarin. Mungkin fisik Pak Wiranto akan membaik, namun bagaimana hatinya yang juga tertusuk? Mungkin ini tusukan bagi kesadaran Pak Wiranto, bahwa ada sebagian kelompok rakyat gak suka dengan cara beliau memimpin.

Pak Wiranto ini kan terkenal kalau salah langsung tebas. Gayanya yang agresif ini rentan menyikut banyak pihak. Ya jelas banyak yang gak suka sama beliau lah, kalo gitu cara mainnya. Tapi agaknya ini bisa jadi momen penting dalam kehidupan beliau untuk merefleksikan tindakannya selama ini.

Kalo di FTV kan pas tokoh antagonis terkena sakit, mereka langsung refleksi diri. Mengingat Tuhan dan semua perilaku buruk mereka di masa lalu. Setelah itu mereka pun berubah menjadi orang yang lebih baik. Mungkin saat ini Pak Wiranto sedang merenung di atas kasur rumah sakit.

Peristiwa ini pun harusnya tidak hanya menjadi momen refleksi Pak Wiranto saja. Namun juga pejabat pemerintah lainnya, yang selama ini kerap dikritik terlalu agresif dan tidak memihak rakyat. Terus-menerus mempertahankan perilaku buruk kan bisa mendatangkan bencana.

Jadi wahai bapak ibu yang disana, di mana pun kalian berada. Bersikap santunlah pada rakyat yang dipimpin. Semoga kesantunan ini pun akan berbalas (entah kapan). (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...