HomeCelotehPrabowo Dapat Pengampunan AS?

Prabowo Dapat Pengampunan AS?

“Stigma Prabowo yang disebut melanggar HAM kan sekarang sudah tidak ada. Value Prabowo meningkat. Kan sekarang itu (stigma pelanggar HAM) sudah di cabut. Amerika sudah punya kontak person untuk Indonesia. Jadi kita lihat nanti apakah itu akan berfungsi”. – Adhie Massardi, mantan Jubir Presiden era Abdurrahman Wahid


PinterPolitik.com

Cinta lama bersemi kembali adalah salah satu terminologi yang populer di kalangan anak muda. CLBK – begitu singkatannya – kerang dipakai untuk menggambarkan perasaan yang terjadi antara dua individu yang pernah ada dalam tahap saling menyayangi, kemudian karena alasan tertentu pernah saling membenci dan bahkan mengakhiri hubungan, namun karena alasan tertentu lagi eh tiba-tiba mulai kembali saling menyukai. Uhhhuuyy. Hehehe.

Mungkin hal inilah yang sedang terjadi antara Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan si Paman Sam, Amerika Serikat alias AS.

Bukan tanpa alasan, dua entitas ini disebut-sebut punya hubungan yang dekat di masa lalu – jurnalis kontroversial Allan Nairn pernah menulis bahwa Prabowo menyebut dirinya sebagai “Anak Kesayangan” AS – namun kemudian berada di kutub terjauh setelah Prabowo dituduh terlibat pelanggaran HAM di sekitaran tahun 1998.

Bahkan, untuk waktu yang sangat lama, citra pelanggar HAM ini sebegitu kuatnya, sehingga membuat nama Prabowo seolah-olah menjadi black list pemerintah AS. Dampaknya sangat besar untuk karier politik Prabowo. Soalnya bukan rahasia lagi bahwa AS sebagai sebuah negara punya kepentingan dan “restu besar” jika bicara soal siapa yang akan menjadi pemimpin tertinggi di Indonesia.

Apa ini tanda-tanda negri Uncle Sam bakal dukung Pak @prabowo buat Pilpres 2024 mendatang? 🤔#politik #pinterpolitik #infografis #posterpinpol https://t.co/HQ1ORkiEPc pic.twitter.com/Y88okxDHYG— Pinterpolitik.com (@pinterpolitik) October 20, 2020

Sejak tahun 2009 ketika Prabowo menjadi cawapres bersama Megawati Soekarnoputri, dukungan AS itu seolah menjadi ganjalan terbesarnya. Demikianpun pada Pilpres 2014 dan 2019 saat Prabowo maju menjadi capres. Hmm, itu kata banyak orang loh ya.

Baca juga :  Arab Saudi, Korban Perang Selanjutnya?

Nah, setelah sekian lama memburuk hubungannya, kini Menhan Prabowo seolah mendapatkan CLBK-nya. Doi akhirnya bisa kembali berkunjung ke AS setelah mendapatkan undangan dari Menhan negara tersebut, Mark Esper.

Nggak heran banyak yang kemudian berspekulasi bahwa citra kelam mantan Danjen Kopassus itu sudah dicabut oleh AS. Wih, berasa kayak soundtrack di series Buku Harian Nayla yang bunyinya: “Kutelah mati dan tinggalkan cara hidupku yang lama. Jadilah padaku seperti yang kau ingini”. Upppps.

Yang jelas, kalau benar demikian yang terjadi, maka ini akan jadi modal yang besar bagi Prabowo untuk karier politiknya di 2024. Akankah “The New Prabowo” ini mampu memaksimalkannya? Menarik untuk ditunggu kelanjutannya. (S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.