“Hujan peluru jauh lebih baik daripada hujan kata-kata.” ~Otto Von Bismarck
PinterPolitik.com
[dropcap]K[/dropcap]alau kantor DPR RI diberondong kasus korupsi dan protes rakyat kan sudah biasa ya gaes. Kali ini kejadiannya cukup mencengangkan, yakni peluru nyasar. Pengen ketawa takut dosa. Ah tapi nggak apa-apa ketawa, toh nggak ada yang kena ini. Hehehe.
Awalnya diriku juga kaget gaes. Waduh, ada yang mau menyerang anggota dewan kita nih? Wah, wah, kok dari Gerindra? Kok dari Golkar juga kena? Wah, wah, konspirasi… permainan politik! Wkwkwk.
Eh tapi gimana ya rasanya ada peluru terbang hanya beberapa centimeter di atas kepala? Widih-widih, awalnya pasti ngeri ya, tapi ujung-ujungnya bangga kan? Gila loh, udah kayak di film action kali ya. Hampir aja mati. Untung nggak kena. Hayoo, gitu nggak? Eaaa…
Pasca peluru nyasar bersarang di lantai 16 gedung DPR RI, penduduk gedung mulai kalut. Takut suatu saat nyawanya dalam bahaya. Ketua DPR, Bambang Soesatyo pun meminta pemerintah mengkaji agar gedung wakil rakyat ini dilapisi kaca anti peluru. Hal tersebut guna menjaga keselamatan anggota parlemen.
DPR RI minta gedung kantor dipasang kaca anti peluru. Ada yang mau bantu nyumbang dana? Click To TweetHmm, penyakit lebaynya kambuh deh. Masa gitu aja langsung bikin permintaan macem-macem. Ingat apa pesan Pak Ustaz? Kalau punya keinginan itu jangan dibarengi dengan hawa nafsu, harus dipikirkan baik-baik.
Nah, sekarang mau pasang kaca anti peluru, satu gedung DPR ada berapa luas kaca? Berapa besar dana yang harus dikeluarkan? Apakah sebanding?
Mendengar ocehan ketua DPR, Wakil Presiden Jusuf Kalla juga jadi ikut gatal. Hellooo, rumah Pak JK aja cuma satu kamar yang dipasang kaca anti peluru, cuma kamarnya doi aja. Nggak tahu harga pasang kaca anti peluru mahal? Ish, ish, ish…
Dibanding mengubah kaga gedung DPR, menurut JK, mending pemerintah tingkatkan sistem pengawasan di tempat latihan Perbakin, diketatin lagi, biar tidak kembali terjadi human error.
Lagian nih ya, kondisi ekonomi kita lagi kurang baik. Segala-segalanya hampir menjadi sulit. Nggak usahlah bikin ide konyol, minta–minta renovasi gedung kantor, kayak rajin ngantor aja. Ehhh… Wkwkwk. (E36)
