HomeCelotehPansus vs KPK: Love Sampai Kiamat

Pansus vs KPK: Love Sampai Kiamat

“Sampai kiamat pun akan kutunggu”, kata Pansus pada pujaan hatinya, KPK!


PinterPolitik.com

[dropcap size=big]I[/dropcap]ni bukan kisah cinta biasa. Kalau dilagukan, ini seperti lagunya Afgan: cintaku bukanlah cinta biasa. Mana suaranya, kalian luar biasa! Eh?

Cinta yang tak biasa itu datang dari Pansus Angket KPK di DPR yang sepertinya gagal move on – begitu istilah keren yang sering dipakai oleh kids zaman now.

Potongan puisi terbaru datang dari Wakil Ketua Pansus Angket yang juga politisi Partai Nasdem, Taufiqulhadi.

“KPK datang hari kiamat, kami tunggu sampai kiamat,” begitu katanya. Gilak, romantis banget. So sweet!

Pansus memang sudah menaruh perasaan yang begitu besar pada KPK, ibarat orang yang jatuh cinta pada pandangan pertama. Itu terjadi ketika KPK pertama kali mengumumkan daftar nama-nama politisi yang disinyalir terlibat dalam kasus mega korupsi KTP elektronik.

Hormon dopamin – yang mempengaruhi perasaan jatuh cinta – rasa-rasanya menjalar ke seluruh tubuh DPR ketika membaca daftar nama dalam surat cinta yang beredar itu. DPR pun ngotot menyatakan cintanya pada KPK. Segala cara ditempuh!

Papa dan Mama pun sudah setuju. Pansus menjadi perpanjangan rasa cinta itu, ibaratnya otak yang mabuk kepayangan karena pengaruh dopamin. Apalagi setelah Papa bebas dari status tersangka yang ditetapkan oleh KPK – dan bahkan katanya sudah pulang ke rumah – makin mabuk kepayanganlah mereka.

Tak ketinggalan, Om pun ikut mendukung. Dalam rapat dengar pendapat, Om menyebut supervisi KPK perlu diperbaiki.

Canggih bener istilahnya, Om. Itu artinya bukan SMS kaleng kan? Eh?

Tapi, KPK tetap jual mahal. Ogah! Begitu kira-kira yang ada dalam kepala gadis cantik itu – yang saking cantiknya sampai harus disiram air keras biar jadi jelek.

Baca juga :  Gelengan Kepala Puan soal Hak Angket

Itulah KPK. Tak peduli Papa, Mama dan Om sudah bersekutu, ia tetap jual mahal. Gratifikasi, suap, dan sebagainya ditolak mentah-mentah. Aku tak sudi! Begitu katanya.

Tapi, KPK cuma akan nurut sama Pakde-nya. Entah kenapa, selama Pakde yang bilang, KPK akan selalu nurut. Mungkin karena Pakde-lah yang menjaganya, sehingga ia juga mau digunakan untuk menyerang lawan-lawan Pakde. Bahkan, teman-teman Mama yang pakai pakaian dengan banyak bintang sekalipun tidak mampu meluluhkan KPK.

Mungkin KPK baru akan luluh kalau yang minta itu Pakde-nya, ya? Atau orang-orang yang di dekat Pakde? Eh?

“Woi, gosip mulu, Dul, kerjaanmu. Mandi dulu sana, badanmu bau mesiu senjata yang nganggur di bandara gara-gara teriakan panglima!”

Di tempat lain, ada bupati yang gara-gara urusan tambang, merugikan negara sampai triliunan! Sementara itu, perang di perusahan plat merah bikin mati lampu di DPR.

Hmmm, mungkin karena sudah musim hujan, jadinya bocooorr, bocooorrr….

(S13)

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.