HomeCelotehPak Hasto, Jangan Bermimpi Banyak

Pak Hasto, Jangan Bermimpi Banyak

“Selain itu, kapasitas serta loyalitas menjadi indikator seseorang ditempatkan pada posisi sekjen. Mas Hasto merupakan orang pilihan Bu Mega”. – Wempy Hadir, Pengamat Politik


PinterPolitik.com

Setelah ribut-ribut kudeta Partai Demokrat berlalu – sekalipun masalahnya belum juga kelar sebenarnya – kini muncul lagi isu yang berhubungan dengan konteks pergantian kepemimpinan partai. Adalah si merah banteng PDIP yang jadi sorotan utamanya.

Bukan tanpa alasan, publik kini mulai menghitung peluang tokoh mana saja yang sekiranya layak untuk mengambil alih kursi kekuasaan dari Megawati Soekarnoputri yang secara usia memang sudah memasuki masa pensiun.

Baca Juga: Bisakah Biden “Bujuk” Jokowi?

Setelah sebelumnya muncul wacana memajukan Presiden Jokowi serta Puan Maharani dan Prananda Prabowo, kini beberapa pihak juga menghitung peluang sosok macam Hasto Kristiyanto untuk duduk di posisi tersebut. Apalagi, Pak Hasto ini sudah menjabat sebagai Sekjen PDIP yang nota bene adalah posisi yang sangat strategis.

Ia juga dinilai termasuk kader terbaik di partai berlogo banteng itu. Posisi sebagai Sekjen juga menunjukkan bahwa Hasto dipercaya oleh Mega. Apalagi sosok yang biasanya menempati kursi Sekjen adalah kader pilihan partai karena dinilai memiliki kemampuan manajerial dalam mengurus organisasi.

Jadi layaklah Pak Hasto ini menjabat sebagai Ketum PDIP selanjutnya.

Hmm, tapi agaknya peluangnya tetap aja bakal sulit. Soalnya, banyak kader yang menganggap bahwa satu-satunya cara untuk menjaga soliditas adalah dengan memilih ketua partai yang berasal dari trah Soekarno. Makanya, nama Puan dan Prananda sebagai anak-anak dari Megawati dianggap sebagai calon yang paling mungkin didukung.

Wih, kayaknya Pak Hasto harus berpikir lagi untuk muluk-muluk bermimpi jadi Ketum PDIP. Soalnya, modal utama yang harus dimiliki untuk posisi puncak di parpol terbesar di Indoesia ini setidaknya ada 3, yakni modal politik, modal finansial dan trah Soekarno.

Baca juga :  Makin Dekat Rekonsiliasi Prabowo-Mega?

Dua modal awal mungkin saja dimiliki oleh Hasto. Tetapi, modal terakhir agaknya bakal jadi pertaruhan yang sulit.

Ini yang bikin Pak Hasto harus dengerin nasehatnya Wasekjen Partai Demokrat Jansen Sitindaon. Doi bilang bahwa dirinya tidak pernah muluk-muluk bermimpi untuk jadi Ketum Partai Demokrat. Soalnya yang bisa memimpin dan menyatukan partai hanya yang punya nama “Yudhoyono” di belakangnya. Jadi mimpinya Jansen hanya paling tertinggi menjadi Sekjen partai.

Hmm, kalau di konteks Pak Hasto, kayaknya udah terwujud tuh mimpinya. Lalu, mending nggak usah bermimpi tinggi-tinggi, takutnya nanti bakal jadi kecewa. Soalnya kecewa bisa jadi awal dari stress. Yang ada nanti Pak Hasto malah jadi insecure, terus duduk di pojokan gitu dan nyanyiin lagunya Anggun C. Sasmi yang liriknya: “Melambung jauh terbang tinggi, bersama mimpi”. Hehehe. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

The Battle of Javanesia 2: Proxy War Jokowi vs Prabowo di Pilkada 2024

Pilkada serentak 2024 akan jadi panggung pertaruhan partai politik dan elite nasional untuk menentukan siapa yang jejaring kekuasaannya mampu merambah hingga ke level terbawah.

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.