HomeCelotehOrientasi Mahasiswa Ala Menteri

Orientasi Mahasiswa Ala Menteri

“Kerja, kerja, kerja.” – Joko Widodo


 PinterPolitik.com

Pengumuman menteri-menteri baru di Kabinet Kerja II Jokowi-Ma’ruf Amin ini memang PHP. Sebelumnya Pak Jokowi kan pernah bilang bahwa seusai pelantikan beliau di periode kedua, dia akan langsung mengenalkan menteri-menteri di kabinetnya. Awalnya saya kira Pak Jokowi ini gas terus gak dikasih kendor. Tapi lumayan kendor juga Senin kemarin.

Tapi karena sudah diundur sampai hari Rabu besok, maka mari kita menerka-nerka siapa masuk mana. Pemilihan menteri-menteri baru di Kabinet Kerja II bisa dianalogikan sebagai orientasi studi dan pengenalan kampus bagi para mahasiswa baru.

Pakaian putih-hitam yang dikenakan para calon menteri agaknya menyamakan mereka dengan mahasiswa baru ketika masuk universitas. Seperti mahasiswa baru yang berkumpul saat orientasi, menteri pun akan dimasukkan ke bidang-bidang yang berbeda.

Berbagai tokoh dari latar belakang yang berbeda datang dengan muka sumringah ke Istana Negara memenuhi panggilan sayang Pak Jokowi. Seperti universitas, calon-calon menteri ini punya jalur masuk masing-masing.

Mungkin kalo jalur masuk univesitas, Nadiem Makarim dan Wishnutama itu lewat jalur SNMPTN. Gak tau si sekarang masih ada SNMPTN apa engga, cuma kalo kita liat dua tokoh ini merupakan pebisnis digital dan media yang suskses dengan inovasi dan dekat dengan generasi muda. Gak heran jadi calon kuat menteri muda.

Ada lagi menteri-menteri jalur SBMPTN. Nah, ini nih tokoh-tokoh yang harus banget ngebuktiin kerjanya lewat pencapaian di bidangnya. Contoh Mahfud MD dan Erick Thohir. Pak Mahfud ini kan sudah malang melintang lama di dunia hukum Indonesia. Sudah pula mengetuai Mahkamah Konstitusi (MK) dan relatif punya citra yang positif. Kalo Pak Erick kan sukses memperlihatkan bahwa beliau ini pengusaha ulung dengan bisnis yang variatif.

Oiya jangan lupa dengan mahasiswa pascasarjana seperti Bu Sri Mulyani dan Pak Basuki Hadimuljono. Kalo gak ada Bu Sri Mulyani mungkin ekonomi kita akan semakin carut-marut. Terus kalo gak ada Pak Basuki mungkin Indonesia gak jadi pindah ibu kota. Apalah kabinet tanpa mereka, lagian Pak Basuki ini disebut-sebut ketua kelas di Kabinet Kerja kemarin.

Eits, jangan lupa juga dengan orang partai politik kayak Pak Prabowo. Bilangnya gak mau masuk universitas itu (Kabinet Kerja), taunya jadi maba juga.

Agaknya seperti saya, para mahasiswa baru Universitas Kerja yang rektornya pak Jokowi ini perlu menunggu sama kayak kita. Malah saya prihatin kalo ternyata sudah dipanggil tapi malah gak kepilih atau sama sekali gak dapet jabatan. (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...