HomeCelotehMungkinkah Jokowi Reshuffle Mahfud MD?

Mungkinkah Jokowi Reshuffle Mahfud MD?

“Mahfud MD banyak pernyataan-pernyataan yang tidak perlu dan menimbulkan kontroversi”. – Saiful Anam, pakar politik dan hukum Universitas Nasional Jakarta


PinterPolitik.com

Nama Profesor Mahfud MD yang kini jadi Menko Polhukam dulunya emang terkenal sebagai salah satu tokoh yang pendapat-pendapatnya cukup didengarkan. Setiap kali nonton Indonesia Lawyers Club (ILC) yang ada Pak Mahfud, pasti kata-kata doi selalu didengarkan sebagai semacam kesimpulan.

Garis kiprah doi sebagai orang yang dekat dengan almarhum Abdurrahman Wahid alias Gus Dur emang membuat Mahfud selalu dipandang sebagai orang yang mewakili sisi pemikiran tengah, walaupun juga sebetulnya sedikit progresif.

Namun, semenjak masuk ke pemerintahan dengan menjabat sebagai Menko Polhukam, citra Mahfud tersebut perlahan-lahan mulai pudar. Entah karena setelah ada dalam kekuasaan ia tak bisa lagi sepenuhnya memposisikan diri di tengah, atau memang karena sosok Mahfud yang saat ini adalah politisi sama seperti kebanyakan pejabat publik lainnya.

Sayangnya, bukan hanya soal posisinya yang tak bisa lagi ada di tengah, Mahfud juga kerap mengeluarkan pernyataan yang belakangan malah menjadi kontroversi dan kecaman untuk dirinya.

Contohnya, doi adalah salah satu menteri yang pertama kali melemparkan wacana pelonggaran PSBB ke masyarakat. Isu tersebut sempat melahirkan perdebatan serius karena kasus Covid-19 di Indonesia disebut belum turun.

Kebijakan pelonggaran karantina, PSBB dan yang sejenisnya memang diambil oleh negara-negara yang sudah mengalami penurunan penambahan jumlah pasien Covid-19. Sementara Indonesia belum ada di level itu. Konteks tersebut juga diperparah dengan kemampuan Indonesia yang dianggap belum cukup memadai untuk melakukan tes massal kepada masyarakat.

Nah, wacana pelonggaran PSBB ini kemudian berujung pada pernyataan Presiden Jokowi yang meminta masyarakat “berdamai” dan “hidup berdampingan” dengan virus Covid-19 tersebut. Istilahnya New Normal.

Baca juga :  Sidang MK: Prabowo Dilantik, Gibran Didiskualifikasi?

Makanya para menteri termasuk Pak Mahfud mulai mengampanyekan kebijakan tersebut ke masyarakat. Sayangnya, kampanye yang dilakukan Pak Mahfud oleh beberapa pihak dinilai “agak berlebihan”.

Hal ini terkait pernyataan Mahfud dalam salah satu kesempatan ketika menceritakan meme yang dikirimkan oleh Menko Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan yang menyebut Covid-19 itu seperti seorang istri.

“Corona is like your wife. When you try to control it, then you realize that you can’t. Then, you learn to live with it”, begitu kira-kira kutipan kata-kata Pak Mahfud.

Sontak pernyataan tersebut dikritik karena dianggap seksis alias menyerang salah satu gender, yakni kaum perempuan. Para aktivis perempuan menyayangkan pernyataan tersebut karena menjadikan perempuan sebagai obyek dari lelucon.

Menurut mereka cara komunikasi yang demikian berpotensi melanggengkan kekerasan terhadap perempuan karena mengobyektivikasi perempuan dan menunjukkan penggambaran superioritas laki-laki dalam bahasa komunikasi pejabat publik sekelas Menko Polhukam.

Duh. Makanya, nggak heran belakangan saat isu reshuffle kabinet bergulir, sosok Pak Mahfud menjadi salah satu menteri yang diserempet-serempet. Banyak pengamat yang menilai Pak Mahfud tak cocok jadi menteri di saat krisis seperti ini.

Hmm, iya sih. Kan banyak yang bilang bahwa pemimpin yang hebat akan diuji dalam waktu-waktu krisis dan bencana. Contohnya mantan Perdana Menteri Inggris di era Perang Dunia II, Winston Churchill. Ia disebut sebagai pemimpin yang cocok di saat bencana.

Mungkin itulah alasan mengapa Pak Mahfud dianggap nggak cocok jadi menteri saat ini. Doi nggak ada mirip-miripnya sama Churchill.

Tapi, Pak Jokowi kayaknya nggak akan bakal nyopot Pak Mahfud deh. Soalnya kan Mahfud adalah cawapres pilihan sang presiden. Udah ukur baju, eh malah disalip di tikungan.

Baca juga :  Anies-Ganjar dan Mereka yang "Geruduk" MK

Justru dibandingkan Pak Mahfud yang masih sering tampil dan terlihat bekerja, yang harus dipertanyakan sekarang keberadaannya nih orang yang nyalip itu. Uppps. Eh, itu kritikan dari banyak pengamat loh ya.

Hmm mungkin beliau lagi jaga kesehatan. Covid-19 kan emang lebih bahaya buat yang udah sepuh. Hehehe. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.