HomeCelotehMisteri Marahnya Jusuf Kalla

Misteri Marahnya Jusuf Kalla

“Saya di sini atas nama saya sebagai anaknya Pak Jusuf Kalla melaporkan Ferdinand Hutahaean dan Rudi S. Kamri atas tulisan-tulisan yang mereka buat. Tulisan tersebut mengganggu martabat kami, saya dan keluarga”. – Musjwira Kalla, putri Jusuf Kalla


PinterPolitik.com

Ribut-ribut politik Indonesia beberapa hari terakhir emang menjadi pemandangan yang menarik untuk dipandangi satu per satu secara seksama.

Mulai dari kepulangan Rizieq Shihab, efek pelanggaran protokol kesehatan yang membuat beberapa pejabat kepolisian dimutasi, sorotan kepada Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan yang dianggap kurang tegas menegakkan protokol kesehatan terhadap Rizieq – Anies sendiri saat ini sudah positif terkena Covid-19 – hingga pelibatan militer dalam beberapa kesempatan penertiban atribut Rizieq, menjadi beberapa bagian dari lembaran cerita yang ada.

Makin kompleks pula dengan situasi jelang Pilkada 2020, pun kemudian dengan munculnya aksi kelompok teroris di Sigi, Sulawesi Tengah, kemudian gejolak yang muncul di Papua, dan yang terbaru adalah pengibaran bendera bulan bintang dalam peringatan Gerakan Aceh Merdeka (GAM).

Nggak heran, banyak yang memunculkan spekulasi terkait kerumitan situasi politik yang tiba-tiba membuncah sejak kepulangan Rizieq tersebut.

Nah, beberapa waktu lalu, media sosial sempat ramai dengan perbincangan terkait apakah situasi nasional saat ini berhubungan dengan tokoh atau politisi tertentu. Kala itu nama mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla alias Pak JK jadi trending topic di media sosial.

Gara-garanya adalah karena cuitan yang dibuat oleh mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean yang ditafsirkan menunjuk JK sebagai sosok yang ada di balik kisruh politik yang disebutnya berkaitan dengan gegap gempita jelang Pilpres 2024.

Baca juga :  Airdrop Gaza Lewati Israel, Prabowo "Sakti"?

Ferdinand memang tidak menunjuk langsung Pak JK, tetapi ia menyebut nama “Caplin” dalam cuitannya tersebut. Beh, udah pasti ini kerjaan pihak tertentu yang menggunakan buzzer di medsos untuk membombardir isu dan tuduhan terhadap Pak JK, sehingga beresonansi secara nasional.

Akibatnya, putri Pak JK, Musjwira Kalla melaporkan peristiwa ini ke pihak kepolisian dengan menggunakan dalil pelanggaran UU ITE karena mencemarkan nama baik ayahnya.

Hmm, kalau dipikir-pikir, udah pasti peristiwa atau cuitan yang dibuat Ferdinand tersebut adalah sesuatu yang ia pikirkan secara sadar. Kemudian cuitan tersebut diformulasikan oleh buzzer-buzzer yang kemudian menjadikan tuduhan ini sebagai isu nasional.

Cuma pertanyaanya adalah apakah pelaporan ke polisi adalah langkah yang berlebihan? Soalnya malah nanti dikira Pak JK marah dan ingin bertindak keras terkait masalah ini, yang justru malah makin jadi bulan-bulanan netizen. Apalagi, ada ungkapan yang berbunyi: “Sometimes truth comes out of anger”. Kadang-kadang kebenaran keluar dari dalam kemarahan. Wih, bakal panjang urusannya kalau gitu.

Apapun itu, yang jelas, emang tuduhan kepada Pak JK dari sudut pandang keluarganya jelas berlebihan. Jadi wajar-wajar aja sih pelaporan polisi ini dilakukan. Hmm, mungkin Bang Ferdinand kudu siap-siap nih. Bakal panjang loh bang prosesnya kalau bicara soal hukum. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Siasat Megawati Pengaruhi Para Hakim MK

Megawati mengirimkan pengajuan diri menjadi amicus curiae atau “sahabat pengadilan” yang merupakan pendapat hukumnya kepada para Hakim MK terkait sengketa Pilpres 2024.

Diskualifikasi Gibran: Putusan Terbaik atau Terburuk MK?

Opsi mendiskualifikasi Gibran sebagai cawapres, tetapi tetap mengesahkan kemenangan Prabowo adalah pilihan yang tengah didiskusikan oleh banyak pihak menuju pembacaan putusan MK terkait sengketa Pilpres 2024.

MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?

Pendapat menarik diungkapkan oleh Denny Indrayana yang menyebut Mahkamah Konstitusi (MK) bisa saja hanya mendiskualifikasi Gibran dan tetap mensahkan kemenangan Prabowo sebagai presiden.