HomeCeloteh“Mesin Waktu” Orde Baru

“Mesin Waktu” Orde Baru

“But it is possible that, in the days ahead, these years we have lived through may eventually be thought of simply as a period of disturbance and regression.” – Hjalmar Branting, Politisi Swedia


 PinterPolitik.com

Jokowi digempur!

Banyak kritik datang dari berbagai kalangan dengan adanya Revisi UU KPK, RKUHP dan UU Pemasyarakatan.

Dengan manuver ngebut pemerintah dan DPR untuk mengesahkan sejumlah undang-undang, para pakar menilai hal itu sebagai upaya mempersempit koridor demokrasi untuk kepentingan sejumlah golongan. Perlu waswas kita semua.

Perlu diingat saudara-saudari milenial sekalian, apabila kita ngomongin pemerintah ya gak cuma ngomongin Jokowi, tapi jajarannya juga.

Bukankah di awal ketenarannya Jokowi merupakan pembela kaum wong cilik? Bukankah dulu ia dikenal sebagai sosok demokratis, reformis, dan tak terkait Orde Baru?

Kalau kita jeli, kita akan sadar bahwa kekuasaan Jokowi ditopang oleh kalangan oligarki. Yang baik langsung maupun tidak langsung memiliki hubungan kekuasaan dengan Orde Baru. Ibarat sinetron ber-seasonseason yang tokohnya udah mati, but somehow muncul lagi di layar kaca.

Mereka lagi, mereka lagi. Capek ulu hati rapuh ini ngeliat mereka!

Nah, kalau kayak gini, rada gak kaget jika terjadi regresi atau pembalikan ke era Orde Baru, wong orang-orang yang punya beban masa lalunya aja kini ikut-ikutan memerintah.

Regresi di pemerintahan saat ini mungkin seperti mesin waktu dari Abad Pencerahan kembali ke Abad Kegelapan.

Kekuasaan Gereja Eropa yang masif dan otoritatif beserta berbagai penyakit mematikan yang meluas karena kurangnya higienitas menjadikan Abad Kegelapan penuh teror.

Jorok ya, sama kayak sikap aktor-aktor tertentu di lingkar pemerintahan yang menutupi “borok” kepentingan golongan dan mengorbankan demokrasi yang susah payah dibangun.

Kontrol yang besar oleh pemerintah terhadap ranah privat dan penyelenggaraan negara dapat berujung pada fasisme. Seperti Adolf Hitler di Jerman dan Nicolás Maduro di Venezuela yang menewaskan jutaan orang dan menghancurkan negara.

Tapi itu ya kasus-kasus ekstrem. Saya yakin oligark ini orang-orang cukup bermoral, jadi gak mungkin kayak gitu. Lagipula siapa saya ngomongin moral.

Tapi satu hal yang pasti. Dengan sikap pemerintah yang memiliki kecenderungan represif, bukan berarti kita otomatis kembali ke zaman Orde Baru. Di zaman yang lebih political awoke ini, publik yang tertekan tidak selalu diam.

Saya takut kita memasuki ranah berbahaya. Tapi itu kan negara lain. Gak mungkinlah Indonesia bisa gitu. Hahahaha… (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...