HomeCelotehMencari Pembohong di Pelarungan ABK

Mencari Pembohong di Pelarungan ABK

“Royal blue lies inside the eyes of heaven” – Ghostface Killah, penyanyi rap asal Amerika Serikat


PinterPolitik.com

Gengs, pasti kalian masih mengikuti dong informasi dan berita tentang kejadian menyakitkan yang dialami oleh beberapa anak buah kapal (ABK) Indonesia di kapal Long Xing 629. Kejadian yang awalnya diungkap oleh YouTuber asal Korea yang fasih berbahasa Indonesia ini secara mendadak menjadi buah bibir dan banyak di-omongin banyak orang di Indonesia, cuy.

Pasalnya, kehidupan mengerikan dan menyeramkan yang menimpa mereka gak manusiawi banget. Kerja 18 jam, istirahat hanya beberapa jam, makan umpan ikan yang hampir busuk, bahkan minum sulingan air laut. Duh, kasihan banget ya, cuy.

Nah, pasca adanya hal tersebut, tentu sontak mendapat berbagai tanggapan dari berbagai kalangan, baik dari kalangan akademisi hingga masyarakat biasa. Tanggapannya beragam banget, gengs. Ada yang hanya mengatakan bahwa sangat kecewa dengan tindakan tersebut, bahkan hingga ada yang mengumpat bahkan menyumpahkan tindakan perbudakan itu, gengs.

Yaa, tidak menyalahkan ya, gengs, umpatan itu bentuk dari kekesalan publik dan sedikit bisa dimaklumi. Pasalnya,memang itu gak manusiawi banget.

Nah, yang menjadi menarik, bukan tentang banyaknya masyarakat Indonesia yang mengecam tindakan perbudakan tersebut, gengs, tetapi bagaimana sih posisi pemerintah Indonesia dalam menyikapi kejadian ini?

Terlebih, tidak hanya sekali ini loh tindakan perbudakan yang menimpa warga negara Indonesia (WNI) ketika bekerja di luar negeri. seperti kejadian yang menimpa Nurjamilah yang disetrika majikannya dan hukuman mati yang menimpa Tuti Tursilawati di Arab Saudi tanpa notifikasi kepada Kedutaan Besar (Kedubes) RI di Riyadh. Anehnya, pemerintah Indonesia ternyata tidak bisa bertindak banyak menyikapi hal tersebut, gengs. Miris banget ya. Hadeuhhh.

Terkait sikap pemerintah Indonesia tentang pelarungan tiga jenazah ABK ke laut, awalnya terlihat garang dan bersikap tegas, cuy. Pemerintah kita langsung memanggil Duta Besar Tiongkok yang ada di Indonesia.

Baca juga :  Prabowonomics: Jurus ‘Lompatan Katak’?

Kelihatannya sih, tujuannya agar dapat memberikan penjelasan secara lengkap dan runtut. Yaa, mungkin semacam memberikan peringatan awal sekaligus meminta tanggung jawab begitu ya, gengs. Tetapi, ternyata sikap pemerintah Indonesia di luar perkiraan, cuy.

Pasca-pertemuan dengan Dubes Tiongkok, Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi mengatakan bahwa pelarungan tiga jenazah tersebut sudah mendapatkan persetujuan dari pihak keluarga. Wadadaww, beneran nih, masa hal seperti itu sudah mendapatkan persetujuan keluarga? Hmmm, jadi penasaran, ini benar apa gak yaa.

Ternyata nih, tidak lama setelah Menlu membuat statement tersebut, keluarga dari dua jenazah yang dilarungkan ke laut angkat bicara, cuy. Ternyata mereka tidak mengetahui, gengs, bahwa jenazah-nya di buang ke laut.

Hal yang diketahui adalah kabar bahwa ABK tersebut sakit, setelah itu meninggal dan disemayamkan secara layak sesuai dengan agama dan kepercayaan masing-masing. Hadeuhhh, parah yaa, cuy.

Ada apa nih sebenarnya? Kok informasi yang disampaikan Bu Menlu malah berbedaseperti itu? Kita gak bisa secara langsung menuduh bahwa pemerintah Indonesia berbohong atau gimana sih.

Anehnya, setelah bertemu dengan pihak Dubes Tiongkok, Menlu kok ber-statement seperti ini ya, gengs? Ini siapa ya yang berbohong? Pihak Kedubes Tiongkok, Pemerintah Indonesia, atau pihak keluarga nih? Hmmm, kalau pihak keluarga yang berbohong, ini kemungkinan kecil ya, gengs. Pasalnya, ini menyangkut kematian anggota keluarga, cuy.

Terlepas dari itu semua, semoga tindakan-tindakan yang melanggar hak para pekerja migran seperti ini bisa segera hilang dan tidak menimpa WNI lagi ya, gengs. Terlebih, Indonesia memang lemah ketika bargain dalam hal seperti ini.

Upsss, buktinya, tidak sedikit tuh kejadian seperti ini yang menimpa WNI ketika bekerja di luar negeri tetapi pemerintah Indonesia tidak bisa melakukan banyak hal. Selain itu, tindakan perbudakan juga tidak menghargai nilai hak asasi manusia (HAM) ya, cuy. (F46)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Megawati Sukses “Kontrol” Jokowi?

“Extraordinary claims require extraordinary evidence” – Carl Edward Sagan, astronom asal Amerika Serikat (AS) PinterPolitik.com Gengs, mimin mau berlagak bijak sebentar boleh, ya? Hehe. Kali ini, mimin mau berbagi pencerahan tentang...

Arief Poyuono ‘Tantang’ Erick Thohir?

“Orang hebat tidak dihasilkan dari kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesulitan, tantangan, dan air mata” – Dahlan Iskan, mantan Menteri BUMN PinterPolitik.com Gengs, kalian...

Sri Mulyani ‘Tiru’ Soekarno?

“Tulislah tentang aku dengan tinta hitam atau tinta putihmu. Biarlah sejarah membaca dan menjawabnya” – Soekarno, Proklamator Indonesia PinterPolitik.com Tahukah kalian, apa yang menyebabkan Indonesia selalu...