HomeCelotehManuver PKS Setelah Ditinggal Sahabat

Manuver PKS Setelah Ditinggal Sahabat

“The wicked envy and hate; it is their way of admiring.”

– Victor Hugo


 PinterPolitik.com

Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing. Mungkin peribahasa itu cocok menggambarkan hubungan PKS dengan Prabowo Subianto, tadinya. Selepas plot twist besar dengan terpilihnya Prabowo sebagai Menteri Pertahanan Jokowi, hubungan PKS dan Prabowo terlihat merenggang. Mungkin bukan sekadar merenggang sih, melainkan sudah kandas.

Masuknya Gerindra ke dalam Koalisi Jokowi ini kan akhirnya menghancurkan persatuan pendukung 02 yang rame banget pas elektoral kemaren. Walau sudah tercecer pun, PKS tetap berdikari dengan mantap jadi oposisi pemerintah. Salut sih saya, sendiri tapi berani. Walaupun kayaknya PKS juga berharap Demokrat sama PAN bakal join.

Sebagai satu-satunya oposisi sejati, kader-kader PKS pun tetap melancarkan aksinya terhadap pemerintah dengan mengkritik, termasuk untuk teman sejati mereka di berbagai pemilihan yaitu Gerindra.

Presiden PKS Sohibul Iman pun menyambut bahagia perilaku kader-kadernya. Bagi Sohibul Iman, DPR memang harus begitu.

Salah satu kritik dari PKS ini dilontarkan terkait wacana Prabowo untuk menyekolahkan Taruna Akmil ke luar negeri. Menurut Abdul Kharis Almasyari ini akan mengurangi semangat korsa dan patriotisme nasionalisme.

Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo pun ternyata kena. PKS pun sempat menyasar penghapusan kebijakan penenggelaman kapal oleh Edhy. Menurut PKS, kebijakan Susi Pudjiastuti ini udah bagus gak perlu dirubah.

Intinya memang dari drama persahabatan antara PKS dengan Prabowo itu kayak lagu Sindentosca yang berjudul Kepompong. Dulu kita sahabat, teman begitu hangat kini kita berjalan berjauh-jauhan. Awalnya bersama. Dulu mungkin sahabat, sama-sama menyerang 01, sekarang Prabowo kerja buat Jokowi dan PKS pun oposisi sendiri.

Sedih juga sih, dulu mereka dekat sekali. Mau urusan Pilkada atau Pilpres, bawaannya pengen barengan terus. Eh, sekarang berjalan berjauh-jauhan bahkan sampai harus mengkritik.

Terlepas dari hal itu, PKS mungkin harus terusin aja kritiknya, DPR kan emang harus begitu, apalagi PKS kan oposisi. Semoga PKS serius ya dengan langkahnya jadi oposisi demi demokrasi. Kita tunggu aja nih, ada gak yang mau jadi sahabat baru PKS dalam memberi kritik tajam kepada pemerintah. (M52)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

Baca juga :  MK Bisa Hanya Diskualifikasi Gibran, Tapi Sahkan Prabowo?
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Gerindra-PKS Tega Anies Sendiri?

“Being alone is very difficult.” – Yoko Ono PinterPolitik.com Menjelang pergantian tahun biasanya orang-orang akan punya resolusi baru. Malah sering kali resolusi tahun-tahun sebelumnya yang belum...

Ada Luhut, Langkah Bamsoet Surut?

“Empires won by conquest have always fallen either by revolt within or by defeat by a rival.” – John Boyd Orr, Scottish Physician and...

Balasan Jokowi pada Uni Eropa

“Negotiations are a euphemism for capitulation if the shadow of power is not cast across the bargaining table.” – George P. Shultz PinterPolitik.com Sekali-kali mari kita...