BerandaCelotehJerman di Petamburan, Risalah PKI

Jerman di Petamburan, Risalah PKI

“Majalah berita terbesar Jerman, der Spiegel pada tahun 1971 sudah menurunkan berita tentang keterlibatan dinas rahasia Jerman BND dalam apa yang disebut ‘operasi penumpasan’ PKI”. –  Keterlibatan Jerman dalam Aksi Pembantaian Pasca G30S-1965 di Indonesia, Deutsche Welle (DW) dan detikNews


PinterPolitik.com

Beberapa hari lalu, publik dihebohkan dengan viralnya foto warga negara Jerman yang mendatangi markas Front Pembela Islam alias FPI di Petamburan. Foto tersebut menjadi viral karena WN Jerman tersebut disebut-sebut sebagai seorang diplomat.

Sontak foto tersebut memantik reaksi dari Kementerian Luar Negeri Indonesia yang langsung meminta keterangan dari Kedutaan Besar Jerman. Dalam keterangan resminya, Kedubes Jerman meminta maaf atas aksi tersebut, dan menyebutkan bahwa kedatangan diplomat tersebut dilakukan atas inisiatif pribadi dan tidak berkaitan dengan motif politik tertentu.

Konteksnya menarik karena FPI dalam beberapa waktu terakhir emang tengah jadi sorotan politik utama di Indonesia. Apalagi saat itu tengah ada rencana aksi 1812 untuk menuntut pembebasan pentolan ormas tersebut, Rizieq Shihab.

Baca juga: Sudah Saatnya Prabowo Tiru Megawati?

Namun, yang bikin masalah ini menarik adalah karena yang datang mengunjungi markas FPI itu bukan negara asing biasa, melainkan Jerman. Mungkin banyak yang belum tahu, Jerman cukup punya keterlibatan dalam politik di Indonesia loh.

Di era Hitler, negara ini mendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia lewat bantuan persenjataan ke para pejuang Indonesia. Bisa kalian tonton video “Sejarah Nazi di Indonesia” di kanal YouTube PinterPolitik.

Kemudian di sekitaran tahun 1965, Jerman disebut-sebut ikutan juga dalam penumpasan PKI di Indonesia. Ini misalnya ditulis oleh majalah berita terbesar Jerman, Der Spiegel pada tahun 1971 yang menuliskan tentang keterlibatan dinas rahasia Jerman Bundesnachrichtendienst alias BND dalam apa yang disebut “operasi penumpasan” PKI.

Baca juga :  Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

Seperti ditulis oleh Spiegel, BND telah mendukung dinas intelijen militer Indonesia untuk memukul kudeta sayap kiri di Jakarta, dengan senapan mesin ringan, radio gelombang pendek, dan uang senilai 300.000 Deutsche Mark.

Kemudian, dalam edisi yang berbeda Spiegel juga memberitakan bahwa seorang komando BND, telah melatih agen intelijen militer di Indonesia untuk meringankan beban rekan-rekan CIA yang sedang berada di bawah tekanan berat propaganda anti-Amerika di Indonesia. Instruktur BND itu disebut juga memasok senapan dan amunisi.

Wih, sangar nggak tuh kisahnya. Selain peristiwa 1965, keterlibatan dalam bentuk yang berbeda adalah ketika Soeharto didemo oleh sekelompok orang di Hanover Fair di Jerman pada tahun 1995. Demo tersebut menjadi salah satu peristiwa awal makin meredupnya kekuasaan Soeharto, sebelum berakhir pada tahun 1998.

Hmm, yakin kan bahwa Jerman ini “bukan asing biasa”. Ibarat grupnya Rafi Ahmad dulu: “Bukan Bintang Biasa”. Hehehe. Jadi kudu dijadikan perhatian lebih nih soal maksud negara tersebut di Petamburan. (S13)

► Ingin lihat video menarik lainnya? Klik di bit.ly/PinterPolitik

Ingin tulisanmu dimuat di rubrik Ruang Publik kami? Klik di bit.ly/ruang-publik untuk informasi lebih lanjut.

spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

Sandiaga Akan Kembali ke Prabowo?

Sandiaga Uno telah pamit dari Partai Gerindra. Mungkinkah Sandiaga bertemu Prabowo Subianto kembali di masa depan?

Coldplay ke Indonesia karena Jokowi?

Band ternama asal Inggris, Coldplay, dikabarkan akan konser di Jakarta, Indonesia. Mungkinkah Coldplay akan sampaikan pesan untuk Jokowi?

Rumor Reshuffle, Anies Akan Hilang Lagi?

April lalu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) menambahkan jabatan Wakil Menteri Kominfo (Wamenkominfo) melalui Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 22 Tahun 2023. Akibatnya, isu reshuffle kabinet pun kembali muncul. Mungkinkah ini jadi sentilan reshuffle selanjutnya pada Partai Nasdem, dan Anies?

Ganjar Perlu Branding Politik Baru?

Pada 21 April 2023, Ketua Umum (Ketum) PDIP, Megawati Soekarnoputri, resmi menetapkan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, sebagai calon presiden (capres) usungan partai. Padahal, baru Maret lalu, Ganjar mengalami blunder hebat akibat pernyataannya mengenai Piala Dunia FIFA U-20 di Indonesia. Karena itu, pantas kita pertanyakan, bisakah PDIP pertahankan titel king maker dengan capres pilihannya?

Safari Politik Prabowo Mulai dari Atas?

Momen Lebaran akhir April lalu rupanya digunakan Prabowo Subianto, Ketua Umum (Ketum) Partai Gerindra, untuk bersilaturahmi ke kediaman berbagai kolega dan temannya. Adapun beberapa tempat yang ia kunjungi adalah kediaman Joko Widodo (Jokowi), Mahfud MD, Wiranto, AM Hendropriyono, dan lainnya. Apakah safari politik Prabowo berbalutkan sowan dimulai dari kunjungan ke para elite?

Megawati Menang Catur Lawan Jokowi?

Secara mengejutkan Megawati Soekarnoputri mengumumkan Ganjar Pranowo sebagai capres PDIP. Apakah ini cara Megawati untuk mengejutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi)? Ini kah permainan catur...

Kawaii, Mega-chan?!

Selain "janda", Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri juga kerap disebut "Mega-chan" di media sosial. Saatnya PDIP embrace budaya kawaii?

Saatnya BRIN Dibubarkan?

Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) kembali jadi bahan gunjingan publik setelah salah satu penelitinya melontarkan pernyataan bernada ancaman kekerasan pada warga Muhammadiyah. Apakah ini saatnya pemerintah mengevaluasi superagency penelitian Indonesia tersebut secara keseluruhan?

More Stories

Adam Malik: Wapres Yang Direkrut CIA?

Adam Malik disebut berselisih pendapat dengan Soekarno di tahun 1964, sehingga ia kemudian menemui agen CIA bernama Clyde McAvoy di safe house CIA di...

Mengapa BBM Bisa Bahayakan Jokowi?

Pemerintah telah menaikkan harga BBM. Pertalite naik hingga 30 persen, dari sebelumnya Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter. Kebijakan ini kemudian...

Kasus Sambo Untungkan Jokowi?

Bergulirnya kasus pembunuhan Brigadir J yang melibatkan Irjen Ferdy Sambo memang menarik perhatian masyarakat luas. Isu ini bahkan mengalahkan narasi krisis ekonomi yang kini...