HomeCelotehHadi Tjahjanto ‘Main Politik’?

Hadi Tjahjanto ‘Main Politik’?

“Pemilihan Hadi dimungkinkan karena pertimbangan profesionalitas dan netralitasnya, bisa meredakan friksi di dalam koalisi Jokowi yang masih tajam.” ~ Taufik Rahman


PinterPolitik.com

[dropcap]D[/dropcap]i tengah perhelatan Pilpres 2019 yang semakin memanas, semakin banyak nama bermunculan.

Bukan hanya dari kalangan sipil, tapi dari kalangan militer pun mulai dijagokan untuk diusung dalam kontestasi Pilpres 2019.

Hmmm, kayaknya kepemimpinan nasional agak susah move on dari kalangan militer ya? Uhuukkk uuhhuuuuk.

Bahkan nama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto ikut terseret dalam pusaran bursa Calon Wakil Presiden untuk Jokowi. Waduh, Hadi kan masih prajurit aktif? Weleeeh weleeeh.

Tapi kenapa ya, dari kalangan militer masih punya tempat dihati masyarakat buat jadi pemimpin? Apalagi tokoh yang memiliki jabatan strategis di TNI, semakin terlihat seksi secara politik, hmmm.

Nah loh, kalau nama Marsekal Hadi Tjahjanto masuk dalam pertimbangan ke dunia politik, dia bakal jadi penantang Gatot Nurmantyo dong? Wedeew, sesama Panglima TNI malah mau berebut kuasa di Pilpres 2019, weleeeh weleeeh.

Tapi katanya, ada pertimbangan khusus kalau Hadi jadi Cawapres Jokowi. Katanya sosok Hadi bisa meredam friksi dan gesekan di dalam koalisi Jokowi. Tahu sendiri kan, kursi Cawapres Jokowi lagi diperebutkan banyak orang.

Cak Imin udah jelas, ga malu – malu lagi, bahkan kayak ga tau malu mendeklarasikan diri sebagai Cawapresnya Jokowi. Belum lagi sikap malu – malu Romahurmuziy yang kepengen juga jadi Cawapres.

Jangan lupa, PDIP juga pengen jadiin Puan Maharani jadi Cawapres Jokowi, lah emang Jokowi bukan dari PDIP? Upppsss, gimana ya kalau dua – duanya PDIP?

Hadeuuhh, ternyata ada lagi sosok Airlangga Hartarto juga yang malu – malu kucing pengen jadi Cawapres juga, melanjutkan trah Partai Golkar, weleeeeh weleeeh, kursinya satu direbutin banyak orang, ampuuun.

Makanya, Jokowi pasti bingung mau pilih yang mana? Pilih salah satu diantara itu, pasti lingkar koalisi jadi saling gesek, ujung – ujungnya pasti konflik.

Mendingan Jokowi milih orang yang netral aja, jadi konfliknya ga terlalu kental banget. Hmm, makanya Hadi Tjahjanto yang dibidik. Tapi masa baru jadi Panglima langsung jadi Cawapres, enak amat ya?

Tapi gampanglah diatur, kan Jokowi Presiden, upppsss, tapi ga bisa sembarangan juga lah. Hmmm makanya kalau kata Edmund Buke, semakin besar kekuasaan semakin besar juga bahaya penyalahgunaannya.

Jangan sampai gara – gara pengen jadi Cawapres, Jokowi cepat pensiunkan Hadi ya, weleeh weleeeh. (Z19)

Artikel Sebelumnya
Artikel Selanjutna
spot_imgspot_imgspot_imgspot_img

#Trending Article

More Stories

Wali Kota Depok ‘Biduan Lampu Merah’

"Kualitas humor tertinggi itu kalau mampu mengejek diri sendiri. Cocok juga ditonton politisi. Belajar becermin untuk melihat diri sendiri yang asli, " - Butet...

DPR Terpilih ‘Puasa Bicara’

“Uang tidak pernah bisa bicara; tapi uang bisa bersumpah,” – Bob Dylan PinterPolitik.com Wakil rakyat, pemegang amanah rakyat, ehmmm, identitas yang disematkan begitu mulia karena menjadi...

Ridwan Kamil Jiplak Jurus Jokowi

“Untuk melakukan hal yang buruk, Anda harus menjadi politisi yang baik,” – Karl Kraus PinterPolitik.com Pemindahan Ibukota masih tergolong diskursus yang mentah karena masih banyak faktor...